Rabu, 04 Oktober 2017

Kasus Skandal Akuntansi Tesco



Gambaran Kasus Tesco

Tesco merupakan perusahaan grocery retailer yang didirikan pada tahun 1919 oleh Jack Cohen. Tesco merupakan perusahaan retail terbesar ketiga di dunia jika diukur dari profit dan merupakan terbesar kedua di dunia apabila dilihat dari pendapatannya. Tesco tercatat sebagai perusahaan retail multinasional terbesar hanya setingkat di bawah Walmart. Namun, pada tahun-tahun terakhir profit dari Tesco mengalami penurunan diakibatkan persaingan yang ketat di pasar Eropa. Adanya skandal akuntansi yang dituduhkan kepada Tesco makin menambah penurunan profit yang dialami perusahaan retail tersebut.
Tesco ditemukan telah melakukan overstatement terhadap profitnya sebesar 263 juta Poundsterling setelah keganjilan pengakuan pendapatan ditemukan pada hasil tengah tahunan perusahaan. Tesco awalnya memprediksi laba perdagangan tengah tahunannya sebesar 1,1 Milyar Poundsterling, namun jumlah tersebut berkurang menjadi 250 juta Poundsterling. Tesco telah melakukan review untuk memastikan penyebab turunnya laba perusahaan.
Skandal manipulasi laporan keuangan yang diduga dilakukan Tesco adalah dengan melakukan overstatement terhadap laba yang dilaporkan pada laporan tengah tahunan perusahaan. Tesco melaporkan laba sebesar 263 juta Pounsterling lebih tinggi dari laba yang seharusnya dilaporkan oleh perusahaan. Manipulasi tersebut melibatkan pengakuan pendapatan yang lebih cepat serta penundaan pengakuan biaya. Sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi dari yang seharusnya dilaporkan. Manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Tesco biasa disebut Aggresive Accounting. Aggressive Accounting sebenarnya merupakan tindakan yang dapat diterima selama masih di dalam batas kewajaran.
Tesco dalam kasus tersebut bukan berusaha memperbaiki permasalahan yang timbul dari dilakukannya manipulasi laporan keuangan, tetapi malah mendorong angka pada laporan keuangannya agar terlihat bahwa performa keuangan perusahaan jauh lebih sehat dibandingkan yang seharusnya.
Tesco memiliki beberapa supplier yang tidak dapat memenuhi target penjualan. Beberapa karyawan Tesco menyadari bahawa target penjualan tidak dapat dicapai sehingga membuat kesepakatan dengan supplier untuk melakukan pembayaran dengan menawarkan manfaat pada periode keuangan berikutnya.
Skandal keuangan Tesco merupakan akibat dari terlalu terfokusnya perusahaan pada profit dalam jangka pendek dibandingkan memfokuskan diri pada pelanggan serta profit jangka panjang. Tuntutan investor supaya perusahaan mempertahankan kinerja keuangan yang baik juga mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan manipulasi laporan keuangan tersebut.



Menurut pendapat saya, kasus skandal akuntansi Tesco telah melanggar beberapa etika profesi akuntan, yaitu :
1.      Tanggung jawab profesi
Akuntan perlu mempertimbangkan sikap moral dan profesional dalam setiap kegiatannya, dalam kasus ini akuntan perusahaan Tesco membuat laporan keuangan dengan manipulasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga bertentangan dengan profesionalitas serta tanggungjawab kepada semua pihak terkait.

2.      Integritas
Akuntan harus menjaga kepercayaan publik, dengan memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan integritas setinggi mungkin, dalam kasus ini akuntan yang memanipulasi laporan keuangan telah membuat citra perusahaan menjadi buruk, selain itu menyebabkan hilangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut.  Terutama bagi pelanggan, supplier dan investor yang mungkin akan menarik diri dari perusahaan, tentu saja hal ini akan merugikan perusahaan Tesco.

3.      Objektivitas
Akuntan harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, dalam kasus ini akuntan tidak mengungkapkan kondisi keuangan dalam keadaan yang sebenarnya dikarenakan adanya tuntutan dari beberapa pihak terutama para investor supaya perusahaan berkinerja dengan baik, namun hal ini tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika hal ini terus berlanjut maka Tesco akan mengalami kemunduran bahkan dapat mengalami kebangkrutan.



Referensi :
http://www.academia.edu/24708092/Gambaran_Kasus_Tesco_Co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar